Wisuda UNESA: Puncak Prestasi Akademik yang Dinantikan

Kecemedia.unesa.ac.id, Surabaya - Wisuda adalah acara yang sangat dinantikan oleh mahasiswa dan orang tua mereka. Acara ini menjadi puncak dari perjalanan akademik yang menandakan berakhirnya masa perkuliahan. Sebenarnya, tanda selesainya proses perkuliahan adalah saat mahasiswa menjalani yudisium di fakultas masing-masing. Namun, wisuda tetap menjadi momen yang sangat istimewa dan dinanti-nantikan.
Saat wisuda, mahasiswa mengenakan toga dan gordon sebagai simbol bahwa mereka telah menyelesaikan jenjang pendidikannya. Tak hanya itu, wisuda juga menjadi ajang refleksi atas perjuangan, dedikasi, dan kerja keras yang telah dilakukan selama tahun-tahun perkuliahan. Selama acara wisuda, setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk menunjukkan prestasi akademik yang telah diraih. Setiap wisudawan dipanggil ke depan untuk menerima salinan ijazah dan bersalaman dengan dekan serta rektor, sambil disebutkan predikat kelulusannya.
Bagi mereka yang meraih predikat cumlaude, akan diberikan selempang bertuliskan "cumlaude" sebagai tanda kehormatan. Selempang ini tidak hanya menjadi simbol prestasi, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi yang mengenakannya. Ketika wisudawan dipanggil ke depan, semua hadirin akan menyadari bahwa mereka adalah lulusan dengan predikat cumlaude.
Perlu diketahui, predikat cumlaude ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), tidak pernah mengulang mata kuliah, dan lulus tepat waktu. Di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), sesuai dengan pedoman yang berlaku, predikat ini diberikan kepada mahasiswa yang mencapai IPK 3,51 ke atas. Dengan rentang nilai 3,51 hingga 4,00, peluang untuk meraih predikat cumlaude terbilang cukup besar.
Namun, tingkat kesulitan untuk mencapai IPK tersebut bervariasi tergantung pada program studi. Di beberapa program studi, mencapai IPK 3,51 bukanlah hal yang mudah, sementara di program studi lainnya, mahasiswa justru lebih mudah meraih IPK di atas 3,51. Bahkan, di beberapa jurusan, hampir seluruh lulusan mampu mencapai IPK di atas 3,51. Perlu diakui bahwa penilaian IPK ini bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kebijakan penilaian dosen, tingkat kesulitan mata kuliah, dan sistem kurikulum yang berlaku.
Selain aspek akademik, wisuda juga menjadi momen yang penuh makna secara emosional. Bagi banyak mahasiswa, ini adalah kesempatan untuk berterima kasih kepada orang tua, keluarga, dan dosen yang telah mendukung perjalanan akademik mereka. Tidak jarang, acara ini diwarnai dengan tangis bahagia dan pelukan hangat sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan yang telah dicapai. Bagi orang tua, melihat anak mereka mengenakan toga dan menerima ijazah adalah kebanggaan yang tak ternilai.
Di era modern saat ini, wisuda juga sering dijadikan sebagai ajang untuk mengabadikan momen berharga melalui foto dan video. Banyak mahasiswa yang memanfaatkan momen ini untuk berfoto bersama keluarga, teman, dan dosen. Media sosial pun ramai dengan unggahan foto wisuda yang disertai ucapan syukur dan harapan untuk masa depan.
Wisuda bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi titik awal bagi para lulusan untuk memasuki babak baru dalam hidup mereka. Setelah menyelesaikan pendidikan, mereka akan menghadapi dunia kerja atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, wisuda juga bisa dilihat sebagai momen transisi dari dunia akademik ke dunia profesional.
Dengan segala makna dan kesan yang terkandung di dalamnya, tak heran jika wisuda selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh setiap mahasiswa. Wisuda tidak hanya menandai akhir dari perjalanan akademik, tetapi juga menjadi awal dari perjalanan baru yang penuh harapan dan impian.
***
#Wisuda #RumahParaJuara #2025 #UNESA #WorldClassUniversity #UNESASatuLangkahDiDepan #BersamaBisaBekerjasama #IndonesiaEmas2045 #UnityInDiversity
Penulis: Dhenis Lailathul Syiva
Foto: Kece Media
Share It On: