Asal Usul Toga: Busana Wisuda yang Melegenda

Kecemedia.unesa.ac.id, Surabaya - Siapa yang tidak mengenal toga? Busana kebesaran yang sering dikenakan dalam upacara wisuda dan telah menjadi simbol prestasi akademik yang diakui secara universal. Namun, tahukah kece people bahwa toga memiliki sejarah panjang yang bermula dari zaman kuno? Artikel ini akan mengulas asal usul toga dan bagaimana pakaian ini menjadi bagian penting dalam tradisi akademik modern.
Toga berasal dari bahasa Latin tego, yang berarti "penutup". Toga telah mengalami perjalanan panjang dalam sejarah manusia. Awalnya hanya sepotong kain yang digunakan untuk menutupi tubuh kemudian berubah menjadi simbol status, kebijaksanaan, dan prestasi. Sejarawan mengungkap bahwa toga pertama kali muncul di era Romawi Kuno sebagai pakaian formal bagi warga negara Romawi. Secara tradisional, toga berbentuk potongan kain panjang yang terbuat dari wol, sekitar 3,7 hingga 6 meter, yang disampirkan di atas tunik kemudian dililitkan di seluruh badan dengan lipatan-lipatan yang rapi dan diikat.
Patung marmer Romawi Kaisar Tiberius mengenakan toga. Dari Roma, abad ke-1 Masehi
Pada masa awal Romawi, toga adalah pakaian yang simpel dan fungsional dan kerap dikenakan saat aktivitas di luar rumah. Meskipun tidak praktis, toga dianggap satu satunya pakaian yang pantas untuk dikenakan di luar rumah.
Ada beberapa jenis toga yang dikenakan sesuai dengan status dan fungsi pemakainya. Misalnya, Toga Virilis berwarna putih polos dikenakan oleh pria dewasa sebagai simbol kedewasaan. Toga Praetexta dengan garis ungu yang mencolok adalah pakaian para pejabat tinggi dan anak-anak bangsawan. Sementara itu, Toga Pulla yang berwarna gelap dikenakan saat berkabung, dan Toga Candida yang putih bersih menjadi pilihan para calon pejabat publik sebagai simbol kesucian dan integritas. Pada abad ketiga, toga telah menjadi pakaian yang bisa dikenakan oleh semua kalangan, meskipun dengan variasi yang menyesuaikan status sosial.
Perjalanan toga tidak berhenti di Romawi Kuno. Pada abad pertengahan, toga menemukan tempat baru dalam dunia akademik. Toga awalnya dirancang untuk melindungi tubuh dari suhu dingin, terutama di gedung-gedung batu yang tidak memiliki sistem pemanas. Universitas pertama yang meresmikan penggunaan toga sebagai pakaian wisuda adalah Universitas Oxford dan Universitas Cambridge sekitar tahun 1321, kedua institusi bergengsi ini bahkan membuat aturan yang melarang mahasiswa mengenakan pakaian berlebihan saat wisuda, sehingga toga menjadi pilihan yang ideal.
Seiring waktu, penggunaan toga dalam upacara wisuda telah menjadi tradisi yang terus berlanjut hingga saat ini, menggambarkan martabat dan penghargaan terhadap prestasi akademik
Pakaian toga wisudawan UNESA saat prosesi wisuda
Pada abad ke-17, toga mulai mengambil bentuk yang lebih familiar dengan apa yang kita kenal saat ini: hitam, panjang, dan dilengkapi dengan ornamen seperti topi wisuda. Toga menjadi pelengkap penting yang menandakan bidang studi dan pencapaian akademik seseorang. Topi wisuda dan toga kini diakui sebagai simbol prestasi, sebuah penanda bahwa seseorang telah menyelesaikan perjalanan panjang dalam menuntut ilmu.
Dari selembar kain penutup tubuh di Romawi Kuno hingga menjadi simbol kebanggaan dalam upacara wisuda, toga telah melewati berbagai zaman dan budaya. Toga tidak hanya menutupi tubuh, tetapi juga menyelubungi makna-makna mendalam tentang status, pengetahuan, dan pencapaian. Setiap kali seorang wisudawan mengenakan toga, ia tidak hanya merayakan keberhasilannya, tetapi juga menjadi bagian dari warisan sejarah yang kaya dan penuh makna.
***
#Sejarah #Toga #Wisuda #2025 #UNESA #WorldClassUniversity #UNESASatuLangkahDiDepan #BersamaBisaBekerjasama #IndonesiaEmas2045 #UnityInDiversity
Penulis: Siti Safrotul Machrusya
Foto: Kece Media, Wikimedia
Share It On: