FGD UNESA BAHAS PERAN PERGURUAN TINGGI DAN PEMERINTAH BARU
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/kecemedia/thumbnail/3266147d-2509-4266-a325-8e73f75e6cd2.png)
Surabaya, 08 November 2024 - Dalam rangka Dies Natalis ke-60, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan focus group discussion (FGD) bahas peran Perguruan Tinggi dan Pemerintah Baru menuju Indonesia EMAS 2045. Acara yang berlangsung pada 8 November 2024 di Ballroom Janaloka, Whiz Luxe Hotel Spazio, Surabaya ini, hadirkan pakar, praktisi pendidikan sekaligus pemangku kebijakan pendidikan di indonesia, diantaranya: Prof. Dr. Mohamad Nasir, Ak., M.Si., Ph.D. (Menristekdikti ke-12), Prof. Ainun Na'im, Ph.D., MBA. (Sekjen Kemdikbud RI 2019-2021), Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Si. (Dirjen Dikti Kemdikbud), Serta Prof. Dr. Arif Satrio, S.P., M.Si. (Rektor IPB University).
Agenda ini menyoroti pentingnya kualitas sumber daya manusia yang unggul guna membawa Indonesia bertransformasi menjadi negara maju di tahun 2045.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek dikti) ke-12, Prof. Dr. Mohamad Nasir, Ak., M.Si., Ph.D., dalam paparannya menekankan bahwa untuk bertransformasi menjadi negara maju, Indonesia harus mendidik generasi unggul. Hal ini penting dilakukan sebab selain menjalankan amanah undang-undang dalam meningkatkan kualitas SDM, pada tahun 2045 Indonesia akan menerima bonus demografi. Jika tidak dimanfaatkan dengan baik, momentum tersebut dikhawatirkan dapat menghambat kemajuan Indonesia.
“kalau Perguruan Tinggi tidak mengeksekusi dengan cepat, maka kita ketinggalan. Dunia sudah berubah, kita tidak bisa mengelola Perguruan Tinggi dengan cara yang lalu” tegasnya. Lebih lanjut, Menristekdikti ke-12 tersebut menegaskan bahwa efisiensi perlu dilakukan oleh setiap Perguruan Tinggi. Inovasi menjadi aspek penting untuk mengenerate terhadap revenue yang ada pada pergurun tinggi. “tidak cukup jika hanya jumlah mahasiswa yang semakin besar, tetapi inovasi-inovasi dari hasil riset, itu yang sangat penting” tambahnya.
Pembicara kedua yakni Prof. Ainun Na'im, Ph.D., MBA, menyoroti trend Perguruan Tinggi saat ini dan upaya yang dapat dilakukan guna mewujudkan Indonesia EMAS 2045. Dalam paparannya, ada target yang harus dipenuhi Indonesia untuk menjadi negara maju, yakni pendapatan perkapita setara dengan negara maju atau mencapai 30.300 usd, tingkat kemiskinan rendah mencapai 0,29% - 0,32% , turut serta dalam pergaulan global, atau mempunyai power dalam mengatur dunia, daya saing SDM meningkat mencapai indeks 0,73 serta kontribusi efek rumah kaca menurun atau Net Zero Emission. Guna memenuhi target tersebut, Indonesia perlu meningkatkan kualitas pendidikan, inovasi dan pemanfaatan teknologi artificial intelligence secara optimal serta modernisasi pengelolaan Perguruan Tinggi.
Pembicara ketiga yakni DIRJEN DIKTI KEMENDIKTI SAINTEK, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Si., mengawali paparannya, mengingatkan kembali terkait tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945. “Ini penting sekali, bagaimana peran dari Perguruan Tinggi untuk bisa memberikan karya-karya solutif pada permasalahan-permasalahan yang ada di Masyarakat” pesannya. Prof. Haris juga mencermati terkait masalah utama yang masih dialami Perguruan Tinggi di Indonesia, yakni kesenjangan akses masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi, kesenjangan kualitas Perguruan Tinggi baik PTN maupun PTS di Indonesia, serta kurangnya relevansi lulusan yang terserap dalam dunia kerja. Oleh sebab itu, perlu adanya strategi dan dukungan dari semua pihak untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut, seperti digitalisasi pendidikan tinggi untuk memperluas akses pendidikan.
Pembicara terakhir yakni Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satrio, S.P., M.Si., membahas peran Perguruan Tinggi dalam mendukung program pemerintah salah satunya program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo. “Terpenting Perguruan Tinggi ke depan harus memberikan impact bagi Masyarakat, industri, dan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, riset yang dibangun harus bermuara kepada menjawab kebutuhan di Masyarakat” tegasnya. Prof. Arif Satrio juga mengajak kepada seluruh Perguruan Tinggi untuk mengembangkan riset dan inovasi untuk mendukung program pemerintah, sesuai dengan spesifikasi Lokasi dan keunggulan masing-masing Perguruan Tinggi.
Focus group discussion (FGD) ini diikuti oleh seluruh jajaran pimpinan UNESA serta sejumlah Rektor Universitas di Indonesia. Melalui FGD ini diharapkan dapat membawa peningkatan kualitas dan tata kelola Perguruan Tinggi sesuai arah kebijakan dari pemerintah menuju Indonesia EMAS 2045.
#UNESASATULANGKAHDIDEPAN #UNITYINDIVERSITY #BERSAMABISABEKERJASAMA
*Reporter: Irfan Ali
Share It On: