SEMINAR KEBANGSAAN PERINGATI HARI SANTRI NASIONAL DI UNESA, USUNG TEMA SANTRI MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/kecemedia/thumbnail/7f9299d6-1944-4dbe-a971-c33805c99619.png)
Surabaya, 13 November 2024 – Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar seminar kebangsaan bertema "Santri Menjawab Tantangan Zaman: Inovasi, Integritas, dan Keberagaman" dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional. Acara ini berlangsung di Auditorium Lantai 11, Gedung Rektorat Kampus 2 Lidah Wetan. Seminar ini bertujuan untuk mengingat jasa dan kiprah ulama serta santri dalam sejarah kemerdekaan dan perkembangan bangsa Indonesia sekaligus menjadi wadah pengayaan ilmu bagi mahasiswa UNESA.
Ketua pelaksana acara, Syafi'ul Anam, Ph.D., menyampaikan bahwa seminar ini tidak hanya memperingati Hari Santri Nasional, tetapi juga menjadi ajang untuk menanamkan nilai-nilai juang, inovasi, dan keberagaman. “Semangat santri menjadi teladan dalam mencetak generasi yang memiliki integritas dan mampu menjawab tantangan zaman,” ujar Syafi'ul Anam.
Acara ini dihadiri oleh Rektor UNESA, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., yang akrab disapa Cak Hasan, bersama Wakil Rektor I Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni, Prof. Dr. Madlazim, M.Si., serta jajaran pimpinan fakultas, lembaga, dan mahasiswa jalur prestasi keagamaan. Dalam sambutannya, Cak Hasan menegaskan bahwa Hari Santri Nasional adalah momentum untuk merefleksikan nilai perjuangan dan semangat pembaruan yang relevan bagi mahasiswa UNESA.
Seminar ini menghadirkan narasumber berpengalaman, yakni Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI, Prof. Dr. K.H. Muhammad Asrorun Niam Sholeh, S.Ag., Lc., M.A., dan Guru Besar Pendidikan Agama Islam UNESA, Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A. Para narasumber memberikan materi yang sesuai dengan tema acara, di antaranya pentingnya inovasi dalam konteks keberagamaan, integritas santri dalam membangun bangsa, serta nilai keberagaman untuk memperkuat persatuan.
Dalam pemaparannya, Prof. Muhammad Asrorun Niam Sholeh menekankan, bahwa santri sejatinya tidak hanya mempelajari ilmu agama, tetapi lebih dari itu. “Santri memiliki perspektif yang holistik, tidak hanya mendalami agama, tetapi juga mampu menjawab persoalan kebangsaan dan kemanusiaan. Mahasiswa sebagai generasi muda perlu mengambil peran nyata dalam membangun bangsa melalui semangat perubahan,” tuturnya.
Melalui seminar ini, sivitas akademika UNESA, khususnya mahasiswa, diharapkan mampu menjadi penggerak perubahan dan menjunjung nilai-nilai juang santri Indonesia.
***
#UNESASATULANGKAHDIDEPAN #UNITYINDIVERSITY #BERSAMABISABEKERJASAMA
Reporter: Tya Ezar
Editor: Mufti Alfarobby
Share It On: