Diskusi Publik UNESA Ajak Pemilih Muda Bijak Memilih Pemimpin Berintegritas
Universitas Negeri Surabaya (UNESA), melalui Direktorat Pengembangan Pendidikan dan Inovasi Sosial (PPIS), menyelenggarakan diskusi publik bertema Partisipasi Pemilih Muda untuk Memilih Kandidat Berintegritas pada 25 September 2024. Acara ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa, khususnya pemilih muda, lebih cermat dalam memilih pemimpin yang berintegritas dan bebas dari praktik korupsi. Diskusi ini diadakan dalam rangka menyambut pemilihan kepala daerah serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024.
Diskusi publik yang diadakan di Auditorium T14 Fakultas Bahasa dan Seni UNESA ini merupakan hasil kolaborasi dengan Indonesia Corruption Watch (ICW). Acara ini menjadi wadah bagi pemilih muda untuk memahami pentingnya memilih pemimpin daerah yang memiliki rekam jejak bersih. Prof. Dr. Mutimmatul Faida, S.Ag., M.Ag., Direktur PPIS UNESA, menyatakan,
"Kami menjalin kerjasama dengan ICW untuk mendorong pemilih muda lebih teliti dalam memilih calon pemimpin yang berintegritas."
Dalam sambutan pembukaan, Prof. Slamet Setiawan, M.A., Ph.D., Direktur Kerjasama, Teknologi, Informasi, dan Pusat Data UNESA, menekankan pentingnya tidak tergiur oleh janji materi dari para kandidat.
"Pemilih muda harus menghindari godaan berupa uang atau imbalan materi lainnya. Fokuslah pada program yang ditawarkan untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat," ujar Prof. Slamet.
Pesannya ini dimaksudkan untuk membantu menekan angka korupsi di Indonesia dan meningkatkan kualitas demokrasi.
Diskusi ini diawali dengan penyampaian materi dari dosen Ilmu Politik UNESA, Silkania Swarizona, S.IP., M.IP., yang menjelaskan bahwa pemilih muda memiliki peran vital dalam proses demokrasi.
"Pemilih muda adalah pihak yang akan merasakan langsung kebijakan politik yang dibuat saat ini, sehingga mereka harus bijak dalam memilih pemimpin," tuturnya.
Petrus Riski, perwakilan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, menyampaikan pentingnya mengetahui rekam jejak kandidat, termasuk latar belakang profesional dan program kerja yang telah dilaksanakan. Hal ini menjadi salah satu cara bagi pemilih muda untuk lebih selektif dalam menentukan pilihan politik mereka.
Narasumber lainnya, Diki Anandya dari Divisi Monitoring Peradilan ICW, menyampaikan materi tentang korupsi politik dan peran penting pemuda dalam memilih kepala daerah yang berintegritas. Diki menegaskan bahwa pemilih muda harus lebih kritis dalam menilai calon pemimpin, terutama terkait isu-isu yang dapat merugikan masyarakat.
Diskusi ini berlangsung interaktif, dengan peserta antusias berbagi pemikiran dan mengajukan pertanyaan terkait kebijakan politik yang berdampak langsung pada kehidupan mereka, seperti proses pengurusan KTP hingga beasiswa pendidikan yang dikelola pemerintah daerah.
Pada kesempatan yang sama, UNESA dan ICW juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memperkuat kerjasama di berbagai bidang, khususnya dalam mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Ini adalah kerjasama yang luar biasa, yang akan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan mereka di bidang anti-korupsi," ujar Prof. Slamet Setiawan.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para pemilih muda akan pentingnya memilih kandidat yang jujur dan berintegritas, demi kemajuan demokrasi dan pembangunan Indonesia di masa depan.
Reporter: Irfan Ali
Kameramen: Tambang Waskito
Share It On: