Emansipasi Perempuan dalam Narasi Dosen UNESA Intan Kurnia Permatasari: Menggali Pesan Kartini untuk Perempuan Muda

Kecemedia.unesa.ac.id, Surabaya - Dalam semangat memperingati perjuangan R.A. Kartini, Dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Intan Kurnia Permatasari, membagikan pandangannya tentang makna emansipasi perempuan masa kini dan bagaimana semangat Kartini tetap relevan bagi generasi muda, khususnya perempuan.
Menurut Intan, Kartini bukan sekadar simbol perjuangan masa lalu, tetapi representasi perempuan cerdas, tangguh, dan visioner yang berani menentang dominasi budaya patriarki di zamannya.
“Kartini itu seorang wanita dengan cita-cita sangat tinggi. Di lingkungannya, masih tertanam budaya patriarki yang menganggap perempuan hanya layak di rumah, sementara laki-laki boleh bekerja dan mengenyam pendidikan tinggi. Tapi Kartini tahu, perempuan juga punya pemikiran yang sama tingginya,” jelasnya.
Keterbatasan yang dihadapi Kartini termasuk larangan dari sang ayah untuk melanjutkan pendidikan formal, tidak memadamkan semangat belajarnya. Sebaliknya, ia mencari berbagai cara alternatif untuk tetap memperkaya diri secara intelektual.
“Dia tidak bisa sekolah? Ya sudah, dia cari cara lain. Dia suka membaca buku-buku milik orang Belanda, belajar dari situ. Dia bisa membaca, bisa menulis, dan yang lebih penting: dia ingin anak-anak perempuan lain tidak tenggelam cita-citanya,” tambahnya.
Emansipasi dan Daya Pikir Kritis sebagai KunciIntan juga menekankan pentingnya menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi di kalangan mahasiswa, terutama perempuan muda. Di era informasi yang serba cepat ini, kemampuan berpikir kritis menjadi kunci dalam menyikapi berbagai isu baik sosial, politik, maupun budaya.
“Saya harap mahasiswa, terutama perempuan, punya rasa ingin tahu yang tinggi. Jangan asal mencaci tanpa memahami konteks. Misalnya, kenapa Donald Trump menaikkan tarif impor? Kenapa Gibran bisa terpilih jadi wapres? Semua itu ada latar belakangnya. Kita harus terbiasa berpikir kritis, mencari tahu dulu sebelum menilai,” tegasnya.
Lebih lanjut, Intan mengingatkan bahwa tidak ada ilmu yang sia-sia. Bahkan membuat konten media sosial pun, jika dilakukan dengan niat untuk belajar dan berbagi informasi, merupakan bentuk dari pembelajaran.
“Jangan pernah menyesal untuk belajar. Apa pun itu, bahkan bikin konten pun adalah ilmu. Anak-anak sekarang harus mau belajar, jangan pilih-pilih, karena semua pengalaman akan berguna,” ujarnya.
Pesan Kartini untuk Perempuan MudaMelalui refleksi atas sosok Kartini, Intan berharap perempuan muda Indonesia dapat terus memperjuangkan hak dan mimpinya dengan semangat gigih dan pikiran yang terbuka. Artikel ini menjadi pengingat bahwa semangat emansipasi bukan hanya soal perayaan tahunan, melainkan sebuah perjalanan panjang dalam membentuk generasi perempuan yang cerdas, berani, dan kritis.
Semangat Kartini tidak hanya hidup dalam seremoni, tetapi juga tercermin dalam setiap langkah perempuan muda yang berani berpikir, belajar, dan berjuang untuk mimpinya.
***
#profil #harikartini #CivitasAkademika #RumahParaJuara #2025 #UNESA #WorldClassUniversity #UNESASatuLangkahDiDepan #BersamaBisaBekerjasama #IndonesiaEmas2045 #UnityInDiversity
Penulis: Nida Nadiah Zain
Editor : Nando Pudjo
Share It On: