Halal Bihalal: Tradisi Unik yang Menguatkan Ikatan Sosial

Kecemedia.unesa.ac.id, Surabaya - Halal bihalal adalah tradisi istimewa yang menjadi bagian integral dari budaya Indonesia, khususnya saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan harmoni sosial melalui momen saling memaafkan dan menjalin silaturahmi. Biasanya, halal bihalal dilakukan setelah salat Id berjemaah atau dalam acara keluarga, komunitas, hingga organisasi besar. Namun, bagaimana sejarahnya hingga tradisi ini menjadi kebiasaan yang terus dilestarikan?
Secara etimologi, istilah "halal bihalal" tidak terdapat dalam Al-Qur'an atau hadis. Tradisi ini dicetuskan oleh KH Wahab Chasbullah, pendiri Nahdlatul Ulama, pada akhir 1940-an. Pada masa itu, Indonesia menghadapi ketegangan politik akibat berbagai pemberontakan. Presiden Soekarno meminta nasihat KH Wahab untuk meredakan situasi dan menyarankan pertemuan damai. Tahun 1948, acara halal bihalal diadakan, sukses memperkuat persatuan bangsa dan menjadi tradisi masyarakat Indonesia.
Walaupun istilah halal bihalal lahir di Indonesia, praktiknya mencerminkan nilai-nilai Islam yang sudah diajarkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Umat Muslim diajarkan untuk mempererat hubungan sosial dan saling memaafkan, terutama pada momen-momen istimewa seperti Idul Fitri. Nabi Muhammad SAW sendiri dikenal sering mengunjungi sahabat-sahabatnya setelah salat Id untuk bertukar salam dan doa kebaikan. Esensi tradisi ini serupa dengan halal bihalal yang dilakukan umat Islam di Indonesia.
Halal bihalal terus berkembang karena tradisi ini sangat relevan dengan budaya lokal yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Tradisi ini memiliki beberapa manfaat yang membuatnya tetap penting dalam kehidupan masyarakat:
Mempererat Silaturahmi: Tradisi ini menjadi momen untuk memperkuat hubungan antarindividu dalam keluarga, komunitas, hingga organisasi.
Waktu untuk Memaafkan: Idul Fitri dianggap sebagai waktu yang tepat untuk membersihkan hati dan memperbaiki hubungan yang mungkin sempat renggang.
Memupuk Semangat Persatuan: Seperti sejarah awalnya, halal bihalal berperan besar dalam menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Meningkatkan Nilai Spiritual: Tradisi ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dan saling memaafkan.
Di era modern, halal bihalal tidak hanya terbatas pada pertemuan keluarga, tetapi juga menjadi acara formal di berbagai institusi seperti kantor, sekolah, hingga pemerintah. Tradisi ini berkembang menjadi simbol persatuan dalam masyarakat multikultural Indonesia.
Secara global, tradisi serupa ditemukan di negara-negara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Meski dengan nama yang berbeda, esensinya tetap sama: mempererat silaturahmi dan menciptakan suasana penuh kedamaian.
Halal bihalal bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur yang menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kebersamaan dan kerukunan. Dengan makna yang mendalam, tradisi ini akan terus menjadi bagian penting dari identitas budaya Indonesia.
***
#HalalBihalal1446H #Lebaran #CivitasAkademika #RumahParaJuara #2025 #UNESA #WorldClassUniversity #UNESASatuLangkahDiDepan #BersamaBisaBekerjasama #IndonesiaEmas2045 #UnityInDiversity
Penulis : Nando Pudjo
Foto : Kecemedia
Share It On: