Belajar Fotografi: Memahami aturan Segitiga Eksposur (#2 Shutter Speed)
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/kecemedia/thumbnail/c8a543ac-7304-4d17-92e9-0f2ae90d8692.jpg)
Selain Aperture, Shutter speed atau kecepatan Shutter juga merupakan komponen penting dari segitiga eksposur yang secara langsung memengaruhi cara gerakan ditangkap dalam sebuah foto. Shutter speed mengacu pada kecepatan durasi sensor kamera terpapar cahaya saat mengambil gambar. Shutter speed diukur dalam detik atau sepersekian detik, dilambangkan dengan nilai seperti 1/1000, 1/250, atau 1".
Baca juga: Belajar Fotografi: Memahami Aturan Segitiga Eksposur (#1 Aperture)
Shutter Speed: Motion Blur dan Freeze
Salah satu fungsi utama shutter speed adalah mengendalikan bagaimana gerakan ditampilkan dalam sebuah foto. Shutter speed yang cepat, seperti 1/1000 atau 1/500, mampu membekukan subjek yang bergerak cepat saat beraksi. Ini membuatnya ideal untuk menangkap momen tajam dan berkecepatan tinggi dalam olahraga, satwa liar, atau pemandangan dinamis apa pun yang memerlukan pengaturan waktu sepersekian detik. Misalnya, dengan menggunakan Shutter speed yang cepat, Anda dapat menangkap mobil balap dengan detail tajam saat melaju di lintasan balap atau membekukan burung di tengah penerbangan, memamerkan setiap helai bulunya dengan kejernihan sempurna.
Sebaliknya, Shutter speed yang lambat, seperti 1/30 atau 1" (detik), menghasilkan efek gerakan blur pada elemen yang bergerak dalam bingkai. Hal ini terjadi karena waktu pencahayaan yang lebih lama memungkinkan kamera untuk merekam gerakan subjek selama periode tertentu, sehingga menghasilkan efek kabur. Keburaman gerakan dapat digunakan secara kreatif untuk menyampaikan kesan gerakan, menambahkan elemen dinamis pada gambar, atau membangkitkan perasaan tenang. Misalnya, memotret sungai yang mengalir dengan Shutter speed yang lambat menciptakan efek halus dan lembut, dan menangkap hiruk pikuk jalan kota di malam hari dengan pencahayaan yang lama dapat menghasilkan jejak cahaya yang menawan dari kendaraan yang lewat.
Teknik Panning
Teknik panning merupakan penerapan kreatif yang menarik dari Shutter speed yang memungkinkan fotografer untuk menangkap subjek yang sedang bergerak sambil mempertahankan fokus yang tajam pada subjek tersebut sambil mengaburkan latar belakang. Teknik ini melibatkan pelacakan subjek yang bergerak dengan kamera saat bergerak secara horizontal atau vertikal, mengikuti gerakan subjek.
Untuk menjalankan teknik panning dengan sukses, Shutter speed yang lambat biasanya digunakan, sering kali dalam kisaran 1/15 hingga 1/60 detik, tergantung pada kecepatan subjek dan efek yang diinginkan. Saat fotografer melacak gerakan subjek, mereka menekan tombol Shutter dan terus menggerakkan kamera dengan lancar sesuai dengan gerakan subjek.
Hasilnya adalah foto yang membekukan subjek yang bergerak dengan detail tajam sementara latar belakang tampak bergaris-garis atau kabur, sehingga menciptakan kesan kecepatan dan gerakan yang kuat. Panning umumnya digunakan dalam fotografi olahraga, khususnya dalam olahraga bermotor, bersepeda, atau atletik, yang dapat menyorot kecepatan dan aksi atlet atau kendaraan.
Untuk mendapatkan bidikan panning yang sukses, diperlukan latihan, karena memerlukan koordinasi antara gerakan fotografer dan gerakan subjek. Sangat penting untuk mempertahankan gerakan yang stabil dan halus saat mengikuti subjek untuk menghindari gerakan tersentak-sentak yang dapat mengurangi ketajaman subjek.
Bereksperimen dengan Shutter speed
Sebagai seorang fotografer, memiliki pemahaman menyeluruh tentang cara kerja Shutter speed dalam memengaruhi gerakan pada fotografi akan membuka dunia peluang kreatif. Dengan bereksperimen dengan pengaturan Shutter speed yang berbeda, Anda dapat menangkap berbagai suasana hati dan emosi, menyampaikan kesan waktu dan gerakan, serta menanamkan energi dinamis atau keheningan yang tenang pada gambar Anda.
Misalnya, menggunakan Shutter speed yang cepat selama acara olahraga dapat mengabadikan satu momen dalam waktu, seperti menghentikan pemain basket yang sedang melompat atau menangkap bola sepak yang melayang di udara selama momen mencetak gol. Sebaliknya, Shutter speed yang lambat dalam fotografi jalanan dapat menghasilkan keburaman artistik pada gerakan orang, yang memperlihatkan aliran kehidupan di kota yang ramai.
Kesimpulan
Kesimpulannya, memahami hubungan antara Shutter speed dan gerakan sangat penting bagi fotografer yang ingin memanfaatkan potensi penuh visi kreatif mereka.
Baik itu membekukan aksi dengan Shutter speed yang cepat atau menciptakan efek pencahayaan panjang yang memukau, menguasai seni Shutter speed akan memberdayakan Anda untuk menangkap gambar yang menarik bagi pemirsa dan menceritakan kisah visual yang memikat. Jadi, ambil kamera Anda, bereksperimenlah dengan Shutter speed yang berbeda, dan biarkan perjalanan fotografi Anda menjadi eksplorasi waktu, gerakan, dan ekspresi artistik yang mendebarkan.
***
Artikel ini ditulis ulang dari laman sumber www.bohemianjourneys.com
Foto: Freepik
Share It On: