Makna Tri Suci Waisak dalam Kehidupan Modern: Refleksi Nilai-Nilai Buddha di Tengah Tantangan Zaman

"Seperti bunga teratai yang tumbuh di lumpur tapi tidak ternodai, begitulah manusia bisa mencapai pencerahan di tengah dunia yang fana." – Dhammapada 4
Kecemedia.unesa.ac.id, Surabaya - Setiap tahun pada purnama sidhi, umat Buddha merayakan hari raya terpenting dalam agama mereka, yaitu Hari Waisak. Kata *Waisak* sendiri berasal dari dua bahasa, yaitu Vaisakha (Sansekerta) dan Vesakha (Pali), yang berarti nama bulan dalam kalender Buddhis. Dalam kalender Masehi, Waisak umumnya jatuh antara awal April, Mei, atau awal Juni.
Waisak Memperingati Tiga Peristiwa
Umat Buddha menyebut Hari Waisak sebagai Hari Raya Tri Suci Waisak karena pada hari tersebut mereka memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Sang Buddha Gautama, yaitu:
1. Kelahiran Pangeran Siddhartha di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
2. Pencerahan Sempurna di bawah Pohon Bodhi, Bodh Gaya, pada tahun 588 SM.
3. Kemangkatan Sang Buddha (Maha Parinibbana) di Kusinara pada tahun 543 SM.
Umat Buddha di seluruh dunia merayakan Hari Waisak melalui berbagai aktivitas spiritual, antara lain:
- Berkumpul di vihara atau cetiya untuk melakukan puja bakti dan meditasi.
- Pradaksina (berjalan mengelilingi stupa atau candi) sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Buddha.
- Pelepasan lentera dan lampion sebagai lambang pencerahan dan harapan akan sirnanya kegelapan.
- Pemberian dana (amal) kepada biksu, biksuni, dan orang yang membutuhkan.
- Pemandian arca Buddha sebagai simbol penyucian diri.
Relevansi Nilai-Nilai Buddha dalam Kehidupan Modern
1. Kelahiran Sang Buddha (Simbol Potensi dan Harapan)
Kelahiran Sang Buddha melambangkan potensi manusia untuk mencapai kebijaksanaan dan kebahagiaan. Setiap orang bisa berubah dan berkembang asalkan memiliki tekad kuat, usaha, dan growth mindset.
2. Pencerahan Sempurna (Kebijaksanaan dan Pembebasan)
Pencapaian pencerahan (Nirwana) melambangkan pembebasan dari ketidaktahuan, keserakahan, dan kecemasan. Agama Buddha mengajarkan kesederhanaan dan kepuasan batin, yang sangat relevan dalam kehidupan modern yang serba cepat dan materialistik.
3. Kemangkatan Buddha (Ketidakkekalan dan Kedamaian Abadi)
Di dunia yang terus berubah seiring kemajuan teknologi, manusia sering dilanda kekhawatiran akan seperti krisis ekonomi, pandemi, dan ketidakpastian. Ajaran Buddha mengingatkan kita untuk menerima perubahan dan menerapkan konsep non-attachment (tidak melekat) agar lebih fokus pada hal-hakiki, sehingga mengurangi kecemasan.
Hari Waisak lebih dari sekadar perayaan spiritual; ia adalah pengingat akan jalan pencerahan yang diajarkan Sang Buddha, yaitu kesadaran, kebijaksanaan, dan kedamaian. Nilai-nilai ini membantu manusia hidup lebih tenang dan bermakna di tengah kompleksitas dunia modern.
***
#HariRayaWaisak #CivitasAkademika #RumahParaJuara #2025 #UNESA #WorldClassUniversity #UNESASatuLangkahDiDepan #BersamaBisaBekerjasama #IndonesiaEmas2045 #UnityInDiversity
Penulis: Rizky Amalina
Editor : Nando Pudjo
Share It On: